- Anglerfish atau ikan pemancing menghabiskan hidupnya untuk berburu sepanjang hidupnya.
- Di kedalaman Palung Izu-Ogasawara di lepas pantai Jepang, misalnya, sebuah ROV merekam video yang membuat bingung para peneliti.
- Ikan yang punya kemampuan menyala di kegelapan laut dalam ini menunjukan adanya evolusi terutama dalam berburu.
- Peneliti melakukan banyak ekspedisi untuk menyingkap misteri laut dalam yang belum terpecahkan.
Lebih dari dua dekade yang lalu, para peneliti menangkap rekaman pertama yang dikonfirmasi dari anglerfish atau ikan pemancing. Namun, ada sesuatu yang aneh yakni ikan itu berenang terbalik.
Ikan penghuni laut dalam ini diketahui terombang-ambing dengan perut di atas dasar laut. “Yang tidak diketahui adalah: apakah ini perilaku yang tidak normal?” Andrew Stewart, kurator ikan di Museum Selandia Baru.
Setelah meninjau rekaman ikan anglerfish whipnose di seluruh dunia, Stewart dan rekan-rekannya menarik kesimpulan bahwa kebiasaan berenang terbalik lebih dari sesuatu yang “tidak biasa”.
“Ada sesuatu yang lebih dari itu. Ini adalah perilaku normal untuk ikan (anglerfish) ini,” katanya. Temuan mereka telah dipublikasikan dalam Journal of Fish Biology.
Stewart dan rekan-rekannya meninjau delapan contoh ikan anglerfish whipnose betina yang tertangkap kamera sedang berenang terbalik di lautan di seluruh dunia.
Sebelumnya, para ilmuwan percaya bahwa ikan pemancing yang lebih besar ini menggunakan umpan alami seperti ikan-ikan yang lebih kecil. Namun, sebuah terobosan eksplorasi menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) di bawah laut telah mematahkan anggapan ini.
Di kedalaman Palung Izu-Ogasawara di lepas pantai Jepang, misalnya, sebuah ROV merekam video yang memukau yang menampilkan ikan anglerfish yang cukup besar berenang terbalik dengan umpan yang sangat panjang.
Sebuah teknik berburu?
Stewart dan rekan-rekannya belum mampu menjelaskan mengapa ikan anglerfish melakukan itu. Tetapi mereka menduga itu ada hubungannya dengan berburu.
Anglerfish betina, katanya, merupakan predator menakutkan yang menggunakan umpan bioluminescent atau fenomena terpancarnya cahaya dari ujung moncongnya yang panjang dan menjuntai untuk menarik perhatian mangsa.
“Kami percaya ketika mereka menerjang mangsa kemungkinan besar umpan itu akan melengkung ke belakang dan masuk ke dalam mulut, dan itu akan menjadi semacam gol,” ungkap Stewart seperti dikutip dari cbc.ca.
Jika ini adalah teknik berburu, tampaknya teknik ini cukup efektif. Stewart ingat. Dia pernah membedah spesimen ikan anglerfish whipnose dan menemukan cumi-cumi gonatid di dalam perutnya.
“Cumi-cumi adalah Ferrari di lautan dalam dan syaratnya harus sangat cepat dan efisien untuk bisa memangsa gonatid. Dan itu bukan hanya seekor cumi-cumi kecil. Mangsa ini memiliki panjang setengah dari panjang tubuh anglerfish,” ujarnya.
Anglerfish juga menggunakan sinar sirip bercahaya sebagai pemikat mangsa. Itu diuntungkan dengan bobot tumbuh lebih besar sekitar 45 sentimeter sehingga cukup bertenaga untuk mencengkeram.
Akan tetapi, Stewart hanya mengamati perilaku ini pada anglerfish betina. Anglerfish whipnose jantan, katanya, jauh lebih kecil. Mereka tidak memiliki umpan seperti kecebong di depan hidung.
“Kami tidak tahu apa yang dilakukan ikan jantan. Kami pikir mereka mungkin berenang dengan cara menghadap ke atas,” imbuh Stewart.
Yang diketahui, di laut, jantan hidup lebih dalam daripada betina. Dan hanya menjelajah ke kedalaman yang gelap, kecuali ketika tiba waktunya untuk mencari pasangan. Sekalipun proses perkawinan umumnya tidak berakhir dengan baik bagi pejantan.
Dalam beberapa kasus, pejantan menjadi parasit pada betina. Pembuluh darah mereka menyatu dan mereka menyinkronkan pematangan dan pemijahan kemudian dari semua itu meninggalkan beberapa gigi yang tertanam di kulit sebagai semacam kenang-kenangan setelah kawin.
Whipnose anglerfish adalah monster laut kecil dengan embel-embel seperti pancing di wajah mereka. Ikan ini memiliki tulang belakang panjang dan gepeng yang tumbuh dari hidungnya. Ukurannya membentang hingga empat kali panjang tubuhnya.
Laut dalam
Namun kini, video dari misi bawah laut di Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia menunjukkan bahwa ikan whipnose menghabiskan hari-harinya yang tanpa cahaya dengan posisi terbalik. Lengkap dengan umpan panjangnya menggantung ke dasar laut.
Kesimpulan itu berdasarkan video-video yang terkonfirmasi dari pengamatan lebih dari 20 tahun yang lalu. Terbaru, ROV menangkap ikan pemancing whipnose yang mengambang tak bergerak, dan, terutama, terbalik, di tengah-tengah lautan antara Hawaii dan California.
Dengan berbekal teknologi modern dan pemahaman yang lebih komprehensif, para peneliti mengajukan hipotesis yang menarik: evolusi telah mendorong ikan-ikan ini untuk memiliki gaya hidup terbalik.
Hal itu semakin menegaskan masih banyak teka-teki yang belum berhasil dipecahkan. Sebab masih ada palung laut dalam yang menyimpan misteri.
Salah satu palung laut terdalam di Bumi, Palung Kermadec di Pasifik Selatan, merupakan rumah bagi makhluk laut yang jarang terlihat. Di kedalaman antara 20.000 dan 36.000 kaki atau setara 6.000 hingga 11.000 meter.
Saat ini sudah banyak ekspedisi bawah laut baru telah merilis foto-foto yang menakjubkan. Seperti Daniel Leduc, seorang ahli biologi kelautan di National Institute of Water and Atmospheric Research (NIWA) di Selandia Baru yang berpartisipasi dalam penyelaman di Palung Kermadec.
“Kami melihat komunitas dasar laut yang sangat beragam bahkan pada kedalaman yang sangat dalam dan menemukan organisme aneh dan jarang terlihat seperti ikan pemancing terbalik,” pungkasnya. (***)
Related Keyword:
Leave a Reply