Tulungagung – Salah satu daerah sisi utara Tulungagung dikenal sebagai lokasi yang memiliki keunikan dan anti-mainstream. Keberadaan ratusan monyet liar di tengah kuburan Ngujang Tulungagung, dianggap unik namun terasa ada magisnya.

Sebagai daerah yang menyimpan beragam cerita mistis di tengah kuburan Ngujang Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, ini pengunjung bisa melihat kawanan monyet abu-abu hidup secara liar. Namun tidak ada yang tahu asal mula keberadaan monyet yang kini berjumlah sekitar 200 ekor itu.

Meski tak hidup dalam kandang, namun monyet tersebut bisa berinteraksi dengan masyarakat atau pengunjung yang datang. Kawanan kera biasa hidup secara bergerombol dengan koloninya, terkadang berada di antara batu-batu nisan, pinggir jalan maupun bergelantungan di pepohonan.

Di kalangan masyarakat Tulungagung banyak yang menyebutkan, monyet-monyet kuburan Ngujang kadang menghilang dan tak terlihat sama sekali aktivitasnya. Padahal biasanya monyet-monyet berkeliaran di sekitar makam hingga jalan raya.

Jika ada pengguna jalan yang beruntung, monyet warna abu-abu itu berada di sekitar Jembatan Ngujang dan menerima makanan apapun yang diberikan.

Seperti pengunjung bernama Yuniasih, mengaku sudah beberapa kali berkunjung ke Ngujang. Semula dia merasa takut saat melihat lokasi monyet di tengah kuburan.

“Di sini itu menarik karena bisa ngasih makan kera, tapi kalau malam nggak tahu juga, serem atau enggak, karena di tengah kuburan,” imbuhnya.

Menurut juru kunci makam Ngujang, Ribut Katenan jumlah monyet-monyet yang berada di pemakaman mencapai lebih dari 200 ekor. “Di sini ada dua kelompok, makanya kadang bertengkar,” kata Ribut.

Menurutnya untuk bisa melihat kehidupan monyet di TPU Ngujang secara nyaman, pengunjung diharapkan tidak mengganggu dan tidak berbuat jahil. Sebab jika merasa terganggu, kawanan kera liar tersebut bisa menyerang balik.

“Jangan mengganggu, kalau kita punya niat baik untuk ngasih makan, maka monyet juga jinak,” imbuhnya.