Monyet-monyet yang menghuni TPU Ngujang Tulungagung disebut jelmaan pencari pesugihan yang telah mati. Konon, selain jelmaan pencari pesugihan, ada gaib di balik monyet tersebut. Namun hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat keberadaannya secara gaib.
Juru kunci kuburan Ngujang, Ribut Katenan mengaku ada hal gaib yang dirasakan di sekitar kuburan keramat tersebut. Hal gaib itu disebut oleh orang Jawa sebagai danyangan atau yang baureksa.
“Jadi jika kera-kera di sini dikasih makan, maka secara otomatis penghuni gaib di sini juga merasa senang. Walaupun di sini sebenarnya juga ada unsur gaibnya,” kata Ribut kepada detikcom di lokasi, Jumat (29/10/2021).
Ribut menambahkan perlindungan gaib itulah yang diyakini membawa keberkahan bagi masyarakat yang memberi makan monyet Ngujang. Sehingga banyak orang yang datang ke Ngujang untuk mencari keberkahan atau jalan menuju kaya.
Dia tidak menampik jika ada orang yang sengaja datang ke komplek pemakaman Ngujang untuk pencari pesugihan.
“Kalau disebut tempat pesugihan itu kan yang mengatakan, andai tidak dikatakan tempat pesugihan juga bisa. Karena kalau diturut cerita, di sini itu bukan hanya pesugihan, di sini ada tempat penyekaran, dikatakan tempat permohonan karena di sini orang memang memohon,” tambahnya.
Dikatakan sebagai tempat tawasul, memang ada orang-orang yang datang mengirim doa di tempat sisi utara Tulungagung.
“Dikatakan orang ngalap berkah, memang ada yang ngalap berkah. Nah dari keberkahan rezeki itulah, kalau mereka berhasil artinya kaya. Maka di sini akhirnya trennya jadi tempat pesugihan,” imbuh Ribut.
Dari pantauan detikcom saat berada di lokasi, tampak seorang wanita yang datang ke makam Ngujang. Juru kunci kemudian mengajak wanita itu ke dalam bangunan puden atau makam seseorang yang dianggap sebagai cikal bakal masyarakat desa yang dikeramatkan.
Setelah hampir 30 menit, sang juru kunci membawa keluar sebuah ember yang berisi pisang, telur hingga kacang tanah. Aneka buah dan makanan itu selanjutnya dibagikan kepada monyet-monyet Ngujang.
Sementara sejumlah warga mengakui adanya cerita-cerita itu. Seorang warga Tulungagung Subekti, mengatakan cerita pesugihan di Ngujang sudah ada sejak lama. Bahkan menurutnya kabar tersebut juga tersiar hingga luar daerah.
“Kalau dari cerita yang ada di masyarakat memang demikian, banyak orang yang datang ke situ untuk mencari pesugian. Kalau faktanya seperti apa, saya kurang tahu, tapi kalau cerita yang beredar di masyarakat ya seperti itu,” kata Subekti kepada detikcom.
Hal senada disampaikan Suyati, cerita pesugihan Ngujang bukan hal yang asing bagi telinga masyarakat Tulungagung. Bahkan dari cerita yang berkembang, konon ratusan monyet di lingkungan komplek pemakaman China dan warga sekitar tersebut merupakan jelmaan dari para pencari pesugihan yang telah mati.
“Yang namanya cerita itu kan macam-macam ya, belum tentu benar juga. Dulu waktu saya masih SMP itu pernah dengar cerita, kalau orang-orang yang mencari pesugihan di kuburan Ngujang itu, kalau mati jadi kera,” ujarnya.
Leave a Reply