Jakarta – Sebuah misteri tak terungkap yang menyelimuti bangkai kapal Titanic selama 26 tahun akhirnya terpecahkan. Bagaimana kisahnya?
Nyaris 30 tahun lalu, PH Nargeolet, seorang pilot veteran kapal selam Nautile yang bertugas mencari dimana bangkai kapal Titanic, menemukan sebuah kepingan puzzle yaitu sinyal sonar yang terbaca di sekitar reruntuhan kapal Titanic yang tenggelam di tahun 1912.
Selama 2 dekade, setiap malam Nargeolet masih terus memikirkan tentang sinyal sonar tersebut. Dia bertanya-tanya, apakah sonar yang dia lihat itu adalah benar reruntuhan kapal Titanic atau hanya kontur geologis.
Pada 25 Oktober 2022, Nargeolet akhirnya menemukan jawaban dari pertanyaannya itu. Sinyal sonar yang membuat Nargeolet bertanya-tanya, ternyata adalah sebuah terumbu karang vulkanis.
Oisin Fanning dari OceanGate Expeditions, menggalang dana untuk melakukan penelitian dan menyelam ke titik tersebut. Hasilnya, mereka menemukan bahwa di area sekitar tenggelamnya kapal Titanic ternyata benar sebuah ekosistem terumbu karang dengan sponge serta biota laut lainnya.
Spot yang ditemukan oleh Nargeolet itu berada di sebelah reruntuhan kapal Titanic dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa pada kedalaman 2.900 meter di bawah permukaan laut.
“Kami tidak tahu apa yang kami temukan. Dalam sonar, itu bisa berarti apa saja, termasuk potensi adanya reruntuhan kapal lainnya,” ujar Nargeolet.
“Saya telah mencari kesempatan untuk mengeksplorasi objek lebih besar yang muncul di sonar zaman dulu. Sungguh luar biasa bisa mengeksplorasi area ini dan menemukan adanya formasi gunung berapi dengan banyak kehidupan di sana,” imbuh Nargeolet.
OceanGate pun merilis beberapa gambar dari hasil penyelaman mereka. Bisa terlihat, ada terumbu karang dan berbagai biota laut yang hidup di sana.
Steve W Ross, ilmuwan dari OceanGate menyebut penemuan itu akan meningkatkan pemahaman orang akan keanekaragaman hayati di laut dalam.
“Formasi gunung berapi basalt ini sungguh luar biasa. Kami terpesona dengan keanekaragaman dan kepadatan sponge, terumbu karang, lobster dan ikan-ikan yang hidup di kedalaman 2.900 meter di Samudera Atlantik,” kata Ross.
“Menyingkap ekosistem yang sama sekali tidak diketahui orang sebelumnya adalah kesempatan untuk membuat perbandingan tentang biologi kelautan di bangkai kapal Titanic dan juga di area sekitarnya,” imbuh Ross.
Leave a Reply