Jember – Tahun 2020 silam, warga kota Jember pernah dihebohkan dengan fenomena pohon Akasia yang bisa mengeluarkan suara tangisan anak perempuan. Bagaimana kisahnya?
Masyarakat dusun Krajan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember pernah dibikin heboh gegara sebuah pohon akasia pada awal tahun 2020 silam. Pohon akasia itu mengeluarkan suara mirip anak perempuan menangis.
Pemilik pohon tersebut adalah Abdul Aziz. Awalnya dia diberitahu oleh cucunya kalau pohon miliknya itu mengeluarkan suara. Aziz tak percaya begitu saja.
Dia lantas membuktikan sendiri dengan menempelkan telinganya ke batang pohon akasia yang kala itu berusia 11 tahun. “Memang terdengar suara anak perempuan,” kata Aziz 17 Januari 2020 silam.
Aziz mengaku tidak tahu mengapa salah satu pohon akasia miliknya itu bisa menangis. Yang jelas, kabar tentang pohon milik Aziz yang bisa menangis itu langsung menyebar.
“Banyak yang berdatangan untuk membuktikannya dan mereka mengaku memang mendengar pohonnya menangis,” tambahnya.
Lokasi pohon yang dipercaya bisa menangis itu ramai didatangi warga. Mereka antre untuk menempelkan telinga ke batang pohon agar mendengar suara tangisan pohon tersebut.
Salah seorang pengunjung, Sodiq, mengaku sengaja datang karena penasaran dengan kabar tentang adanya pohon yang bisa menangis. Dan setelah membuktikannya, warga Puger ini mengaku memang mendengar suara tangisan.
“Suara perempuan,” katanya.
Muncul Pro dan Kontra
Adanya pohon menangis itu menimbulkan pro dan kontra. Ada yang percaya, tapi ada juga yang meyakini itu hanya ilusi. Pihak keluarga pemilik lahan memastikan bahwa pohon yang berada di Dusun Krajan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger itu memang bisa mengeluarkan suara. Bahkan mirip dengan suara orang menangis.
“Awalnya saya juga tidak percaya. Masak sih ada pohon yang bisa mengeluarkan suara. Apalagi suara seperti orang menangis. Meskipun saat itu sudah banyak orang berbondong-bondong datang,” ucap salah satu keluarga pemilik lahan, Mawardi, 19 Januari 2021.
Namun keraguan Mawardi akhirnya terjawab. Dia yang mencoba untuk membuktikan, mendengar sendiri pohon yang lokasinya ada di belakang rumah itu memang bisa mengeluarkan suara.
Belum puas, keesokan harinya Mawardi mencoba kembali mendatangi pohon Akasia itu. Kali ini pun dia berhasil mendengar suara dari batang pohon berdiameter sekitar 50 cm dengan tinggi 20 meter itu.
“Seperti tangisan anak remaja usia belasan tahun,” tambahnya.
Saat itu, sambung Mawardi, banyak orang yang juga mengaku mendengar suara dari pohon berusia sekitar 11 tahun itu. Dia meyakini bahwa pohon itu memang bisa mengeluarkan suara seperti orang menangis.
“Insyaallah yakin saya. Hampir semua pengunjung saat itu juga mendengar,” tandasnya.
Kala itu banyak warga yang percaya munculnya suara tangis di pohon akasia itu berkaitan dengan hal gaib. Bahkan, pohon tersebut sampai dirukyah. Hasilnya, ada sosok tak kasat mata yang menunggu pohon itu. Yakni seorang laki-laki dan anak perempuan.
“Nah yang menangis itu anak perempuannya karena mencari ibunya,” terang Aziz.
Dibantah oleh Ahli Biologi
Namun, berbagai spekulasi itu terbantahkan. Secara ilmiah, tumbuhan yang mengeluarkan suara merupakan suatu hal yang wajar.
“Setiap makhluk hidup, termasuk tumbuhan, memiliki metabolisme. Secara alami setiap makhluk hidup ini akan berupaya agar metabolisme tetap terjaga,” kata Dosen Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember (Unej) Wachyu Subhan, 18 Januari 2020.
Menurut Wachyu saat metabolisme terganggu karena ada suatu yang berlebihan, maka akan dikeluarkan. Proses itu dalam ilmu biologi disebut sekresi.
“Ketika dia itu kelebihan air, maka ada mekanisme mengeluarkan air itu melalui beberapa organ. Bisa melalui daun atau pori-pori (celah) yang ada di batang. Demikian juga ketika kelebihan gas,” kata Wachyu.
“Sekarang ini kan perubahan dari kemarau ke penghujan. Jadi secara alamiah, pasti ada materi-materi yang masuk ke dalam batang. Tekanan yang ada di luar dan dalam batang juga akan mengalami perbedaan. Nah, tumbuhan akan melakukan stabilisasi terhadap tekanan ini,” sambung Wachyu kala itu.
Proses ini, lanjut Wachyu, disebut sekresi metabolik. Ketika tekanannya besar, maka proses sekresi bisa mengeluarkan dengung.
“Besar kecilnya suara dengung yang ditimbulkan, tergantung besar kecilnya pori yang ada di batang pohon. Ketika tekanannya di dalam besar sementara porinya kecil, maka suara yang ditimbulkan juga besar. Inilah mungkin yang diasumsikan seperti orang menangis,” terang Wachyu.
Jadi, sambung Wachyu, batang pohon mengeluarkan suara merupakan hal yang lazim. Sebab hal itu merupakan suatu proses alamiah.
“Kayak kita aja, kalau tekanan di perut kita besar, maka akan muncul kompensasi harus dikeluarkan dalam bentuk gas. Nah itu juga menimbulkan suara berdesing. Pada manusia bisa dalam bentuk kentut atau yang lain,” terang Wachyu.
“Proses mengeluarkan ini disebut sekresi, yakni mengeluarkan substansi yang ada di dalam tubuh untuk menjaga metabolisme agar tetap seimbang. Itu proses alamiah yang dilakukan makhluk hidup,” tukasnya.
Leave a Reply