Scatter Pink

Scatter Hitam

rokokbet

BET4D

scatter hitam

SCATTER PINK

[Kisah Misteri] Kaz II, Kapal Pesiar Putih Tanpa Awak di Tengah Laut Australia

adminajaib Avatar
[Kisah Misteri] Kaz II, Kapal Pesiar Putih Tanpa Awak di Tengah Laut Australia

Kapal pesiar putih ditemukan berlayar 88 mil laut (163 kilometer) di lepas pantai timur laut Australia. Anehnya, awak kapal yang kemudian disebut Kaz II ini secara misterius menghilang tanpa jejak. Kasus ini kemudian dikenal “Kapal Hantu Australia,” dan dibangkan dengan kisah klasik populer sejenis yang belum terpecahkan yang dikenal sebagai Mary Celeste. Berawal dari temuan kapal kosong dengan layar tersobek menjadi dua pada 20 April 2007. Tim pencarian dan penyelamatan yang memasuki kapal mendapati kapal dalam kondisi “menakutkan.” Baca juga: [KISAH MISTERI] Kuburan Kapal Tanjung Harapan, Jalur Alternatif Berbahaya dari Terusan Suez Penyelidikan menyalahkan kecelakaan dan nasib buruk para kru. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah pertanyaan yang tidak akan pernah bisa dijawab sepenuhnya, 13 tahun kemudian mayat kru tetap hilang di Laut Coral. Memutar benua Awak Kaz II terdiri dari Kapten Derek “Des” Charles Batten (56 tahun), dan James Alfred Tunstead (69 tahun), dan Peter John Tunstead (63 tahun). Ketiga pensiunan itu, tinggal di Perth, di Australia Barat. Mereka diketahui berangkat dari Pantai Airlie di Queensland, Australia, pada Minggu (15/4/2007). Kapal menuju Townsville, dalam perjalanan memutar benua ke Perth. Perjalanan itu diperkirakan akan memakan waktu 8 minggu. Batten membeli Kaz II pada 2006 seharga 80.000 dollar AS (Rp 1,1 miliar) dan hanya berlayar beberapa kali sejak itu setelah melakukan kursus berlayar. Sebelum pelayaran terakhir, ia mengambil kursus Navigasi Pesisir, Radio, dan P3K. Tunstead bersaudara juga pemula. Mereka berlayar bersama sejak berusia 18 tahun. Tapi keduanya tidak berpengalaman di kapal yang lebih besar. Kontak terakhir anggota keluarga dengan salah satu kru dilakukan satu setengah jam setelah meninggalkan pelabuhan. Saat itu salah satu anggota kru dihubungi oleh istrinya. Graeme Douglas, pemilik kapal sebelumnya, telah memperingatkan orang-orang itu untuk tidak meninggalkan area Whitsunday. Menurutnya, mereka tampaknya tidak memiliki cukup pengalaman. Faktanya mereka kesulitan memahami sistem penentuan posisi global kapal. “Kubilang jika kamu belum siap, jangan pergi.” Orang-orang itu, kata dia, tampak gugup tentang perjalanannya. Walau begitu tetap ingin segera berangkat, karena sejak awal cuaca buruk sudah menghambat jadwal mereka.

Masih tertata Indikasi pertama bahwa ada masalah muncul pada Rabu (18/4/2007). Sebuah helikopter melaporkan melihat Kaz II terapung di sekitar Great Barrier Reef. Pada 20 April, otoritas maritim menangkap kapal itu dan menaikinya. Anehnya, tidak ada orang di atas kapal tersebut. Jon Hall, kantor Manajemen Darurat Queensland (QEMO) berkata, “Apa yang mereka temukan agak aneh karena semuanya normal; tidak ada tanda-tanda kru.” QEMO mengungkapkan bahwa kapal dalam kondisi layak pakai dan ditata seolah-olah awak kapal masih berada di dalam kapal. Makanan dan peralatan makan disiapkan di atas meja, komputer laptop telah disiapkan dan dihidupkan, dan mesin masih menyala. Pejabat juga mengonfirmasi sistem darurat kapal, termasuk radio dan GPS, berfungsi penuh, dan masih dilengkapi dengan jaket pelampung. Perahu berukuran lebih kecil juga ada di buritan perahu, dan jangkarnya sudah di atas. Satu-satunya tanda yang tidak biasa, selain hilangnya awak kapal, adalah bahwa layar utama telah rusak parah. Petugas penyelamat Corrie Benson mengatakan menemukan pemandangan yang “menakutkan” saat mulai memasuki kapal itu. Dia melihat cangkir kopi dan koran terserak dan pisau tergeletak di lantai. “Ketakutan terbesar saya adalah diserang oleh seseorang yang tidak menginginkan saya naik kapal. Saya berada 160 km di tengah laut tanpa dukungan penyelamat. Saya tidak tahu apakah seseorang akan mendobrak lemari dan mendatangi saya dengan sebuah pisau.” Tapi tidak ada darah pada pisau tersebut.

Pencarian kru Kaz II

Upaya pencarian dan penyelamatan segera dilakukan pada hari yang sama. Kapal dan pesawat Angkatan Laut dengan kemampuan inframerah mencari di sekitar lokasi yang diidentifikasi dalam video dan data dari sistem GPS. Keesokan harinya, upaya pencarian dan penyelamatan skala penuh diluncurkan yang melibatkan Unit Penyelamat Relawan dari beberapa kota serta penjaga pantai Townville, dua helikopter penyelamat, sembilan pesawat terbang, dan dua kapal komersial. Dr Paul Luckin, seorang ahli kelangsungan hidup menyimpulkan kecil kemungkinan orang-orang itu masih hidup jika mereka masih di laut. Sebab mereka diyakini hilang dari kapal tiga sampai empat hari sebelumnya. Tim masih memiliki harapan bahwa orang-orang bisa mencapai darat dan melanjutkan pencarian sampai jam 4 sore pada 21 April. Tapi pencarian udara dan laut dibatalkan. Pencarian garis pantai lainnya diluncurkan pada 23 April. Beberapa informasi baru masuk tetapi pencarian tersebut terbukti tidak membuahkan hasil dan dibatalkan pada 25 April.

Bukti kriminal Pada Jumat, 20 April, Kaz II ditarik ke pelabuhan Townsville untuk pemeriksaan forensik. Tapi hasil tetap nihil. Tidak ada bukti tindak kriminal, kabin itu rapi. Meski beberapa majalah, selembar koran, dan tong anggur tergeletak di lantai. Kemudian pemeriksaan forensik menyatakan barang-barang ini berakhir di lantai saat kapal ditarik ke pantai. Di bak cuci piring ada beberapa pisau mentega dan, di atas bangku di dapur, selubung plastik pisau pancing ditemukan. Tampaknya tidak digunakan beberapa hari. Di bawah tempat tidur Des Batten, dalam wadah tertutup, para penyelidik menemukan senjata api dan beberapa amunisi. Tidak ada yang digunakan. Di laci mereka menemukan satu peluru tambahan dengan kaliber yang sama. Setelah menganalisis data dari sistem GPS, polisi menyimpulkan kapal diarahkan ke arah timur laut ke daerah di mana gelombang laut besar terbentuk pada hari keberangkatan. Sore harinya, data GPS menunjukkan itu terpaut. Para penyelidik juga menemukan rekaman video yang direkam oleh James Tunstead pada 15 April pukul 10.05, tak lama sebelum orang-orang itu menghilang. Di dalamnya terlihat Des Batten berada di depan kemudi di bawah layar. Laut berombak dan tidak ada pria yang mengenakan jaket pelampung. Peter Tunstead sedang duduk di tangga belakang kapal mancing. Tali putih panjang terlihat tertinggal di belakang perahu. Film tersebut menunjukkan garis pantai di daerah tersebut. Video ini membantu penyelidik menentukan lokasi kapal sebelumnya. Yaitu berada di daerah antara Pulau Gumbrell, Pulau Grassy dan Pulau Armit.

Laporan koroner kaz ii Antara 4 dan 7 Agustus 2008, penyelidikan atas hilangnya para pria tersebut dimulai di Pengadilan Koroner Townsville yang dipimpin oleh koroner negara bagian Queensland, Michael Barnes. Total 27 saksi dipanggil untuk bersaksi dan 107 bukti diserahkan. Jennifer Batten bersaksi bahwa suaminya Des adalah pelayar yang berpengalaman dan berhati-hati. Dia berlayar selama 25 tahun, dan sangat menyadari perlunya keselamatan. Dia telah mendapatkan izin nakhoda dan kualifikasi di radio kelautan. Setiap musim panas mereka bepergian bersama ke Rottnest Island dengan berbagai perahu motor, meskipun Kaz II adalah perahu layar pertama mereka. Setelah mereka membelinya, pasangan itu mengambil kursus berlayar selama enam minggu dan kemudian berlayar Kaz II mengelilingi Whitsundays dua kali. Terlepas dari masalah kecil dengan baling-baling, perjalanan itu tanpa masalah. Istri Batten juga menyatakan bahwa rencana awalnya adalah untuk mengarungi Kaz II ke Fremantle berpasangan. Tetapi Batten khawatir jika hanya dua orang di dalamnya mungkin tidak aman. Dia memutuskan untuk membawa tetangganya, saudara Peter dan James Tunstead, sebagai gantinya.

Perjalanan itu direncanakan selama beberapa bulan dan dibahas setiap hari karena mereka merencanakan rute dengan bantuan komputer. “Mereka membiarkan diri mereka enam hingga delapan minggu untuk kembali ke Fremantle, tetapi karena Des dan Peter sudah pensiun, tidak masalah berapa lama mereka pergi… Mereka tidak ingin berlayar pada malam hari demi keamanan,” kata Jennifer Batten. Mereka berencana tinggal cukup dekat dengan pantai. Sementara Batten punya riwayat kolesterol tinggi, diabetes ringan, dan pernah mengalami serangan jantung pada usia 50. Tapi dia percaya cukup sehat dan bugar untuk perjalanan itu. Sersan Paul Molloy, salah satu dari tiga petugas polisi forensik mengatakan tidak percaya orang-orang itu mengalami kejahatan. Setelah beberapa jam menyisir kapal dia tidak menemukan tanda-tanda perkelahian. Tidak ada juga tanda orang selain tiga awak kapal yang telah naik.

“Kami sampai pada kesimpulan bahwa kapal itu sendiri bukan tempat kejadian perkara,” katanya dalam pemeriksaan. Koroner negara bagian, Barnes, mengakui dalam laporan resminya bahwa dia “tidak terlalu yakin tentang di mana kematian itu terjadi.”

Related Keyword:

Bet4D

Bet4D

Bet4D

Bet4D

Bet4D

Bet4D

Bet4D

Login Bet4D

Login Bet4D

Masuk Bet4D

Masuk Bet4D

Link Alternatif Bet4D

Link Bet4D

Daftar Bet4D

Link agen togel

Situs togel

Situs toto

adminajaib Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Author Profile
toto 4d

John Doe

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam.

Search