Medan – Coba detikers bayangkan ada makhluk berukuran badan kecil dengan kondisi kaki terbalik!. Makhluk ini disebut menjadi penghuni Gua Umang yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Lokasi Gua Umang atau yang juga biasa disebut Gua Kemang itu berada di Dusun Durian Tani, Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit. Untuk sampai ke Gua Umang ini, butuh waktu sekitar satu jam jika berangkat dari Kota Medan.
Namun, untuk sampai ke bagian pintu masuk Gua Umang ini dibutuhkan waktu sekitar 10 menit dengan berjalan kaki.
Selain itu, detikers juga perlu menaiki 62 anak tangga yang dibuat dari semen untuk sampai ke depan gua tersebut.
Umang dalam bahasa Karo berarti jin atau roh. Sosok yang menghuni Gua Umang itu disebut merupakan jelmaan setengah manusia dan setengah roh.
Sejarawan Muda Kota Medan M Aziz Rizky Lubis mengatakan Gua Umang itu merupakan batu besar yang berbentuk seperti limas. Lokasi batu itu berada di tengah perkebunan warga.
Pada bagian depan batu itu, kata Aziz, ada sebuah lubang kecil yang berfungsi sebagai pintu masuk ke dalam gua itu. Lubang itu berukuran sekitar 1 meter.
Untuk di bagian depan gua, ada relief seperti bentuk manusia, tetapi dengan ukuran yang kecil. Relief bentuk manusia itu ada di bagian depan dan belakang gua.
Aziz menjelaskan untuk bisa masuk ke dalam gua itu, manusia normal harus dalam kondisi menunduk. Dia mengatakan gua itu dalam kondisi kosong, tetapi ada sebuah cerukan seperti tempat meletakkan sebuah benda. Kata Aziz, ada juga relief seperti gambar kapal di bagian dalam gua.
Bagian dalam gua berukuran cukup kecil, sehingga manusia normal yang masuk ke dalam gua itu hanya bisa dalam kondisi duduk. Aziz memerkirakan gua itu hanya muat untuk tiga orang.
“Kosong, cuman di dalamnya itu ada kayak ruang, tapi bukan ruang yang besar, kayak kecil. Bisa duduk, berdiri enggak bisa,” kata Aziz kepada detikSumut beberapa waktu lalu.
Konon gua itu adalah tempat makhluk Umang, makhluk pendek yang berukuran sekitar 1 meter dengan kondisi kaki terbalik. Menurut Aziz, hal tersebut adalah kepercayaan yang dibangun oleh masyarakat sekitar. Terkait kebenaran makhluk Umang itu, sejauh ini belum bisa terbuktikan.
“Itu kan kalau dalam kepercayaan masyarakat, umang itu kan setengah manusia, setengah makhluk halus, yang kebalik itu kakinya. Itu kan kepercayaan masyarakat, masyarakat mempercayai bahwa itu adalah tempat tinggal Umang. Umang ini kakinya kalau kita jari-jarinya ke depan, dia ke belakang, kebalik. Itu hanya sekadar kepercayaan masyarakat. Apakah itu betul tempat tinggal Umang atau enggak, enggak terbukti,” ujarnya.
Terkait Gua Umang yang dulunya diduga menjadi penyembahan atau tempat menyimpan tulang manusia yang telah meninggal, Aziz mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi. Apalagi di dalam gua tersebut ditemukan adanya cerukan seperti tempat meletakkan sesuatu.
Leave a Reply