Pacitan – Gua Kalak di Pacitan cukup dikenal di dunia spiritual. Tak sedikit orang penting maupun masyarakat biasa yang datang ke tempat tersebut. Mereka sengaja datang dari sejumlah daerah untuk melakukan ritual.
“Lah tujuan atau keinginannya apa? Yang tahu ya yang bersangkutan sendiri,” kata Juru Kunci Gua Kalak, Tugiman Manrejo (80) kepada detikcom, Rabu (21/4/2021).

Gua Kalak berada di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo. Lokasi situs spiritual ini hanya terpaut 15 meter dari jalan penghubung obyek wisata Gua Gong dan Pantai Klayar. Sebuah papan bertuliskan ‘Gua Kalak Pacitan’ terdapat di atas pintu gua.

Tugiman mengaku situs yang dijaganya kerap didatangi pengunjung pada hari tertentu atau yang dianggap ‘keramat’. Seperti Jumat Kliwon, Jumat Legi, maupun Selasa Kliwon. Namun belakangan ada juga pengunjung tiba saat hari biasa.

“Yang datang pas hari biasa juga ada,” tambahnya.

Menurut Tugiman, biasanya pengunjung membawa kelengkapan sendiri dari rumah. Baik berupa sesaji maupun peralatan lain. Seperti kembang telon, minyak wangi, dan dupa.

Di dalam gua, papar Tugiman ada beberapa tempat yang biasa digunakan untuk ritual. Sesaji diletakkan di bangunan berbentuk rumah atau di dekat batu mirip pilar yang disebut ‘Watu Guru’.

“Dan di situ ada permukaan datar. Pengunjung biasanya duduk (bersemedi) di situ,” imbuh Tugiman yang meneruskan tugas kakeknya menjadi juru kunci.

Di bagian lain gua juga terdapat sendang (sumber air). Air yang diambil dari tempat tersebut diyakini dapat menjadi sarana pengobatan berbagai penyakit.

“Itu semua hanya perantaraan. Sedangkan doa kita ya hanya kepada Allah saja,” imbuh Tugiman yang menolak disebut sebagai orang pintar.

Sekilas Gua Kalak memang tampak biasa. Tapi tidak dengan cerita yang melekat padanya. Tempat yang dikenal wingit atau angker itu istimewa sejak lama. Bahkan sejak zaman Majapahit konon petinggi kerajaan Raja Brawijaya telah memilihnya sebagai tempat bersemedi.

Tidak itu saja. Sejumlah tokoh penting pemerintahan juga diyakini pernah datang ke tempat itu. Sebut saja proklamator RI Ir Soekarno dan Presiden Soeharto. Hanya saja Tugiman tak tahu pasti tujuan kedatangan mereka. Pun tak ada bukti otentik yang tersisa.