Jakarta – Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications menjelaskan Merkurius mungkin memiliki endapan berlian yang sangat banyak di bawah permukaannya. Hal ini menjadi salah satu misteri baru bagi planet terdekat dari Matahari tersebut.
Studi ini dilakukan oleh gabungan ilmuwan China dan Belgia di Center for High-Pressure Science and Technology Advanced Research di Beijing. Yanhao Lin, ilmuwan yang tergabung dalam studi ini menjelaskan pengungkapan misteri ini awalnya berangkat dari data dari wahana antariksa Messenger milik NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat).
Dari data itu ditemukan grafit atau salah satu bentuk karbon yang tinggi di permukaan merkurius. Kandungan karbon ini menjadi tanda adanya aktivitas geologi yang luar biasa dari planet tersebut.
“Kandungan karbon yang sangat tinggi di Merkurius membuat saya menyadari bahwa sesuatu yang istimewa mungkin terjadi di dalamnya,” kata Lin dikutip dari laman The Economic Times, Selasa (23/7/2024).
Berlian di Permukaan Merkurius
Awalnya peneliti belum tahu hal istimewa ini adalah berlian. Mereka menarik mundur hingga membahas teori pembentukan planet tersebut.
Para ilmuwan berteori bahwa Merkurius sama seperti planet terestrial lainnya yang terbentuk dari pendinginan laut lava yang panas dan kaya akan silika serta karbon. Ketika mendingin, logam akhirnya menyatu dan membentuk inti pusat.
Sedangkan magma yang tersisa mengkristal dan menjadi kerak luar dan mantel tengah merkurius. Pada saat teori ini menggema, peneliti yakin bila kondisi mantel merkurius mendukung terbentuknya grafit.
Namun, pada tahun 2019 sebuah studi mencari tahu lebih jauh. Penelitian ini menjelaskan bila tekanan suhu di mantel merkurius bisa menciptakan kondisi yang cocok dalam proses pembentukan berlian.
Lima tahun kemudian yakni pada 2024, Lin akhirnya menguji pernyataan studi sebelumnya. Karena tidak memungkinkan terbang langsung ke planet tersebut, mereka menciptakan kondisi Merkurius di Bumi.
Lin membuat campuran kimia yang mencakup zat besi, silika, dan karbon. Campuran ini meniru komposisi planet tersebut.
Setelahnya, campuran kimia dipadatkan suhunya dengan tekanan 7 gigapascal atau 70 ribu kali tekanan atmosfer Bumi di permukaan laut. Kondisi ini dinilai mirip dengan keadaan ekstrem di kedalaman Merkurius.
Selanjutnya mereka memodelkan suhu dan tekanan di dekat batas inti-mantelnya. Hasilnya, memang berlian dapat terbentuk dalam kondisi yang keras ini.
Model komputer juga menunjukkan bila berlian terbentuk selama pemadatan inti dalam merkurius melalui tekanan suhu. Jika benar-benar ada, berlian di Merkurius dinilai memiliki tebal hingga 15 km (9 mil).
Mungkinkah untuk Digali?
Dengan jumlah yang sangat banyak, proses penggalian atau pengekstraksian berlian tidak mungkin dilakukan. Karena planet tersebut memiliki suhu ekstrem dan berlian kemungkinan ada di kedalaman 485 km di bawah permukaan.
Keberadaannya juga memiliki manfaat tersendiri bagi planet tetangga Bumi itu. Seperti membantu perpindahan panas antara mantel dan inti planet.
Perpindahan panas ini menyebabkan perbedaan suhu dan sirkulasi besi cair yang pada akhirnya menghasilkan medan magnet. Karena sama seperti Bumi, Merkurius juga memiliki medan magnet. Meskipun jauh lebih lemah.
Melalui penemuan dan studi terbaru ini, ilmuwan jadi mendapat perspektif baru tentang komposisi dan proses internal di Merkurius. Ke depannya, hal ini akan membuka jalan baru untuk memahami aktivitas geologi di planet itu.
Leave a Reply