Rumah tua bekas tempat aborsi di Jalan Sultan Agung, Kepanjen, Malang, dikenal sebagai tempat angker. Penampakan menghantui siapa saja yang menempati rumah tersebut.
Yuliadi (45), warga yang sehari-hari menjadi juru parkir bercerita bahwa hantu perempuan berambut panjang sering kali mengganggu. Meskipun secara langsung Yuliadi tidak pernah mengalami sendiri.
“Kalau saya memang tak pernah, hanya yang kontrak dulu sering lihat (Penampakan) sampai mereka ketakutan. Ada yang melihat anak-anak berlarian dan dikejar-kejar perempuan,” kata Yuliadi di kawasan Jalan Sultan Agung kepada detikcom, Selasa (5/10/2021).
Tidak hanya sosok wanita cantik berambut panjang saja yang tampak, bocah-bocah berlarian di dalam rumah kerap muncul di depan sang pengontrak.
Kenyataan itu terjadi saat tahun 2019 lalu. Rumah yang sudah ada sejak zaman Belanda itu pernah dikontrak warga Kota Malang, untuk dijadikan usaha menjual baju. Namun semua karyawan ketakutan dan berlarian setelah melihat hantu yang sering mengganggu.
Peristiwa itu kemudian berlanjut, ke pegawai rumah makan Padang, yang meneruskan menempati rumah tua tersebut. Mereka juga tak sampai lama tinggal di lokasi tersebut.
“Terakhir dikontrak untuk rumah makan Padang. Tapi juga begitu sama, tak lama mereka akhirnya tutup,” ujar Yuliadi.
Yuliadi mengaku, seperti bangunan rumah lainnya, terdapat beberapa ruangan di dalamnya. Beberapa informasi menyebut, salah satu ruangan merupakan kamar aborsi tempat janin-janin dibunuh dan dikeluarkan dari perut wanita-wanita yang datang ke tempat tersebut. Arwahnya gentayangan hingga membuat takut penghuni rumah.
Selain itu, di rumah tua tersebut juga ada dua ruangan lagi yang digunakan sebagai kantor dan kamar perawatan pasca-aborsi.
“Dulunya mungkin seperti klinik begitu. Memang ada banyak ruangan di dalamnya. Termasuk katanya, salah satu ruangan digunakan untuk mengubur janin telah diaborsi,” beber Yuliadi.
“Saya sebutnya sundel bolong atau kuntilanak yang biasa menakuti yang pernah tinggal di sini. Kalau bocah-bocah kecil itu, kemungkinan mereka yang dulunya pernah jadi korban aborsi,” sambung Yuliardi.
Saat detikcom mendatangi lokasi, Selasa sore, tampak rumah berpagar cat putih itu, kondisinya terlihat tak terawat lama dan terbengkalai. Dan sekilas bangunan rumah tua yang luas dan besar itu tak tampak angker.
Banyak peralatan kelistrikan menumpuk di teras rumah. Kata warga, rumah tua ini sudah menjadi gudang perbekalan Perusahaan Listrik Negara atau PLN.
“Tidak ada yang lama menempati rumah ini, sampai sekarang dijadikan gudang perbekalan oleh PLN,” terang Yuliadi.
Leave a Reply