Bone – Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyimpan kisah misteri. Rumah itu dulu ditempati sebagai pendopo oleh Raja Bone.
Rumah yang terletak di Jalan Petta Ponggawae Nomor 1, Kelurahan Watampone, Kecamatan Tanete Riattang dulunya merupakan istana Raja Bone. Tidak hanya bersejarah, rumah dengan gaya arsitektur kuno itu memiliki sederet kisah.
Beberapa cerita pengalaman mistis menyelimuti bangunan berwarna putih tersebut. Sepeti melihat bayangan saat malam, televisi yang menyala sendiri di kamar belakang, AC yang juga sering menyala sendiri. Televisi dan AC pun akan mati dengan sendirinya tanpa ada orang yang mematikannya.
Tidak jarang terjadi peristiwa orang kesurupan di kompleks Rujab ini. Sehingga banyak yang meyakini ketika orang kesurupan karena hatinya tidak suci, atau dalam keadaan haid jika wanita.
Pengalaman mistis ini juga bahkan dirasakan oleh Bupati Bone saat ini, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi. Ia mengaku sering ditegur oleh si ‘penjaga’.
ADVERTISEMENT
“Contoh pada waktu mau dibangun podium di Lapangan Merdeka saya ditegur. Kenapa tidak minta izin untuk membangun. Katanya jangan terlalu lancang melakukan perubahan tanpa ada izin. Saya bilang ini tujuannya untuk memperbaiki dan mengangkat nama daerah,” ungkap Andi Fahsar kepada detikSulsel, Jumat (14/10/2022).
Teguran ini disampaikan kepada Andi Fahsar melalui orang yang kesurupan. Ia diminta untuk meminta izin terlebih dahulu jika akan mengubah komponen dari kompleks Rujab Bupati Bone.
“Kadang ada orang yang kemasukan, hal itu terjadi ketika ada yang kita lakukan tidak biasa dan ada mau diubah. Semisal pernah juga museum dibuka malam hari, ada tamu saat itu diterima. Saya diingatkan jangan buka malam, dan saya pikir tujuannya bagus, dan ternyata ada orang yang kemasukan Raja Bone We Banrigau Daeng Marowa Makkaleppie,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Andi Fahsar juga kerap melihat sepintas bayangan saat sedang sholat tengah malam. Sosok itu biasa muncul langsung di sampingnya.
“Kalau saya salat tengah malam saya kadang melihat di samping saya. Kalau saya beri salam dan terbayang itu sosoknya. Pernah juga ada saya dengar di kamar mandi. Itu sekali-kali saja semacam terlintas pergi ambil air wudu,” bebernya.
Meski begitu, Fahsar mengatakan makhluk tak kasat mata itu sering datang menegur mempunyai tujuan bagus. Menurutnya sejauh ini tidak ada yang mengerikan dari kehadiran makhluk-makhluk tersebut.
“Kalau tegurannya ke saya semua sifatnya untuk memperbaiki. Yang paling sering itu, hampir setiap saat dikasih bangun setiap malam. Tujuanna untuk ingatkan salat, kadang kayak napegang-pegang ki suruh bangun,” sebutnya.
Ruangan Penyimpanan Pusaka
Salah satu ruangan yang juga memiliki cukup banyak terjadi peristiwa mistis adalah ruang penyimpanan benda pusaka peninggalan Raja Bone di kompleks Rujab Bupati Bone atau disebut Arajange. Tidak sembarang orang yang bisa masuk dalam ruangan tersebut.
Selain itu, ada waktu-waktu khusus untuk memasuki ruangan tersebut. Salah satunya saat penerimaan tamu besar atau jelang Hari Jadi Bone (HJB).
Budayawan Bone Andi Yushan Tenri Tappu mengatakan, Rujab Bupati Bone awalnya ditempati oleh Korem. Setelah Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim dilantik jadi raja baru tinggal di rujab sebagai rumah kepala daerah atau tempat tinggal Raja Bone pada tahun 1957-1960.
“Setelah itu dibelakangnya Andi Mappanyukki bukan lagi raja, hanya kepala daerah saja. Digantikan oleh Andi Suradi langsung kepala daerah. Defenitif menggantikan Andi Mappanyukki. Sejak itu ditempatilah kepala daerah turun temurun sampai sekarang, dan menjadi rumah jebatan,” katanya .
Yushan menyebut, waktu ditempati Andi Mappanyukki, bagian Arajange adalah Pendopo atau tempat pertemuan. Kemudian benda-benda pusaka kerajaan Bone juga disimpan di situ.
“Yang di tengah yang ditempati Raja Bone. Sebelah utaranya tempat menerima tamu,” sebutnya.
Yushan menceritakan, karena Arajangnge tempatnya benda pusaka kerajaan seperti, payung emas, salempang emas, pedang lateya riduni, keris Lamakkawa. Benda pusaka tersebut dulunya digunakan Arung Palakka untuk mempertahankan Kerajaan Bone.
Semua benda pusaka yang terdapat di Arajange dianggap benda sakral dan mistik. Sehingga kini ruangan tersebut juga kerap terjadi kejadian mistis.
“Akhirnya tidak bisa sembarang orang masuk, dan sembarang teriak. Biasa orang kemasukan. Makanya tidak bisa main-main di Arajange. Tidak sembarangan orang bisa berkata-kata,” sebutnya.
“Pernah dulu ada orang yang masuk dan tidak percaya, dan banyak bicara langsung kerasukan. Makanya orang di situ tidak boleh bermain-main,” sambung Yushan.
Tragedi Pembunuhan di Rujab Bupati Bone
Rujab Bupati Bone juga menyimpan masa lalu tragis. Tercatat, Bupati Bone periode 1976-1982 PB. Harahap meninggal dibunuh oleh tukang kebunnya sendiri.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi di dalam Rujab Bupati Bone pada 21 Februari 1982.
“Pemerintahan PB Harahap di situ dulu di bunuh oleh seorang petani teh. Datang subuh-subuh dia masuki dan memukulnya bersama dengan istrinya langsung meninggal dua-duanya,” kata Andi Yushan.
Akibat tragedi tersebut, Rujab Bupati Bone sempat disebut angker oleh sejumlah orang. Hingga akhirnya dilakukan ritual doa bersama oleh seorang ustadz, Rujab Bupati Bone kemudian tidak lagi dianggap angker oleh masyarakat.
“Kecuali yang Arajange tetap mistik. Artis Tukul Arwana dulu pernah datang dengan programnya di televisi tidak berani lama-lama. Dia katanya melihat sosok hitam dan besar,” sebutnya.
Selain bangunan utama Rujab Bupati Bone dan Arajange, lapangan tennis di belakang Rujab Bupati juga disebut keramat. Dulunya lapangan itu adalah tempat tinggal pegawai daerah, tetapi karena sudah tidak layak lagi akhirnya dijadikan lapangan tennis.
“Jarang ji orang datang ke situ (lapangan tennis) sehingga disebut keramat. Kalau benda pusaka yang di Arajang itu memang keramat, karena dunia mengakui seperti payung emas Arung Palakka,” jelasnya.
Leave a Reply