Semarang – Di Semarang, ada tempat resepsi favorit baru yang diburu banyak orang. Namanya Rumah Fletterman. Dulu, rumah tua peninggalan Belanda ini dikenal angker. Hii…
Pengelola Rumah Abraham Fletterman, Dwi Prakoso tak pernah menyangka jika rumah tua peninggalan Belanda itu akan digunakan oleh banyak pasangan melangsungkan resepsi pernikahan.
Dwi, masih ingat betul bahwa Rumah Abraham Fletterman itu masih dikenal sebagai rumah hantu atau rumah angker beberapa tahun silam.
Rumah kuno itu terletak di ujung Jalan Kyai Saleh no 15, Kota Semarang. Rumah itu memang lebih dikenal sebagai Rumah Abraham Fletterman, diambil dari nama pemilik pertamanya yang merupakan seorang arsitek. Kini, pengelola juga menyebutnya sebagai Rumah KS15.
Dibangun pada 1890, rumah itu mulai dikelola oleh Yayasan Mardi Waluyo Semarang pada 2013. Yayasan itu juga didirikan oleh Corrie Fletterman Smith, istri dari Abraham Fletterman.
“Kebetulan Bu Corrie ini juga mendirikan yayasan kemudian yayasan itu akhirnya namanya Yayasan Mardi Waluyo,” Kepala Kantor Yayasan Mardi Waluyo, Dwi Prakoso saat ditemui di Rumah Abraham Fletterman, Rabu (28/12).
Pada 2015, rumah kuno itu mulai dipugar dan dipercantik untuk menghilangkan kesan angker. Usai dipugar selama tiga tahun, tiba-tiba, ada yang ingin meminjam rumah itu sebagai tempat resepsi pernikahan.
Dwi mengaku yayasan tersebut hanya ingin merenovasi rumah karena menghargai keluarga Abraham Fletterman sebagai pendiri yayasan. Mempertimbangkan biaya perawatan rumah itu, akhirnya Rumah Abraham Fletterman pun dikomersilkan.
“Sudah jadi terus nanti kalau enggak diapa-apain ya enggak ada manfaat kan, jadi ya istilahnya dikomersialkan tapi tidak terlalu, jadi santai,” kata Dwi.
Pihak yayasan sendiri mengaku tak pernah membuat promosi yang spesial terkait penyewaan Rumah Abraham Fletterman. Menurut Dwi, banyak acara resepsi yang dilakukan di sana karena peran dari mulut ke mulut terutama wedding organizer (WO).
“Paling sering di sini adalah sewa untuk resepsi, untuk reuni juga ada, pokoknya acara-acara gitu,” katanya.
Dulu Dikenal Angker
Dwi pun bercerita bahwa sebelum dipugar rumah itu dikenal sebagai rumah hantu. Padahal, sebenarnya rumah itu tak pernah kosong sejak sepeninggal Corrie Fletterman pada 1965.
“Image-nya kan, kalau liat di Google rumah hantu, ini nongol,” katanya.
Bahkan, hingga kini masih ada Youtuber atau konten kreator yang meminta izin menggunakan rumah ini untuk membuat konten mistis. Namun, saat ini yayasan tidak lagi memperkenankan untuk hal itu.
“Banyak yang mau pinjam acara, pernah acara radio, TV, yang berbau genre horor pembunuhan, dan kekerasan tidak boleh semuanya. Meskipun horornya di mana gitu pokoknya enggak boleh,” ujarnya.
Suasana di Rumah Abraham Fletterman Semarang Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Padahal, rumah itu tak pernah kosong. Dwi sendiri heran mengapa banyak yang menganggapnya angker.
“Kalau dulu disebut rumah hantu itu sebetulnya nggak pernah kosong,” jelasnya.
Rumah itu, sempat berpindah tangan dari keluarga Fletterman kepada pasangan Maximilian Van der Sluys Veer dan Elly Kristanti. Keduanya juga merupakan anggota Yayasan Mardi Waluyo.
“Kayaknya ya kenal baik lah dengan Fletterman itu. Memang secara legal pemilik terakhir adalah Ibu Elly itu, Istrinya Pak Max,” jelas Dwi.
Leave a Reply