Malang – Ada makam di belakang gedung Balai Kota Malang. Makam itu tepatnya di depan mini block office balai kota.
Nisan makam itu bertuliskan Mbah Ginah. Siapa Mbah Ginah?
Ada beberapa versi yang mengungkap sosok Mbah Ginah. Namun sampai kini belum ada catatan sejarah mengenai sosok Mbah Ginah.
Pemerhati Budaya Kota Malang, Agung Buana menuturkan, ada tiga versi yang beredar mengenai makam Mbah Ginah itu. Pertama, sosok Mbah Ginah adalah petugas kebersihan gedung balai kota di masa penjajahan Belanda.
Ketika Mbah Ginah meninggal, Belanda memutuskan membangun makamnya tepat di belakang Balai Kota Malang, untuk menghormati jasanya. Kini makamnya dikelilingi tiga pohon besar bersandingan dengan halaman parkir belakang Balai Kota Malang.
“Ketika balai kota dibangun oleh Belanda itu ada tukang yang bersih-bersih. Petugas kebersihan dari balai kota itu adalah Mbah Ginah ini, yang bertugas menyapu, dan melakukan kebersihan dan lain-lain. Sekitar tahun 1940-an meninggal. Sebagai penghormatan dimakamkan di belakang balai kota ini,” ujar Agung saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (15/1/2022).
Versi berikutnya, Mbah Ginah adalah seorang pemulung yang bekerja di belakang balai kota. Karena dulu, lokasi yang kini menjadi Taman Rekreasi Kota merupakan tempat pembuangan sampah.
“Di mana suatu saat pemulung ini terperosok jatuh dan meninggal. Oleh teman-teman yang lain akhirnya dimakamkan di sekitar sini,” ungkap Agung.
Versi ketiga, lanjut Agung, Mbah Ginah dikisahkan masih terkait dengan makam yang berada di tepi Jalan Majapahit. Tepatnya, makam itu di utara Jembatan Majapahit.
Di mana saat itu, ada sepasang lelaki dan perempuan yang mempunyai hubungan istimewa. Mereka hidup sebelum masa kemerdekaan.
Leave a Reply