Jakarta – Sumur Bandung di Dusun Binangun, Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, masih menyimpan misteri hingga kini. Konon, sumur itu digunakan warga zaman dahulu sebagai alat pendeteksi bencana alam, termasuk tsunami di Pangandaran.
Ketua Lembaga Adat Pangandaran, Erik Krisna Yudha mengatakan terdapat dua sumur yang lokasinya saling berdekatan di Sumur Bandung. Menurut cerita turun-temurun, kedua sumur ini terkait erat dengan cerita Aki Gede dan Nini Gede yang berasal dari Banyumas ketika akan mendirikan daerah Cijulang sekitar abad ke-16.
“Ada sumur yang terletak dalam saung, dan sumur satunya tanpa saung,” kata Erik saat ditemui di Taman Sagati Margacinta, Parigi, seperti dilansir dari detikjabar, pada Senin (21/2/2022).
Tak jauh dari lokasi tersebut sekitar 300 meter ada satu sumur lagi yang disebut dengan sumur Jalu milik Aki Gede. Erik mengatakan sumur yang terdapat di dalam saung dipercaya merupakan sumur milik Aki Gede, sedangkan sumur tanpa saung merupakan milik Nini Gede.
“Cerita ini terdapat dalam naskah ‘Sejarah Cijulang’ yang hanya akan dibuka dalam ritual tertentu terutama pada malam Kamis Kliwon awal bulan Muharam. Naskah ini ditulis dalam aksara pegon, dan bahasa Arab,” ucap Erik.
Dia mengatakan Sumur milik Aki Gede, dipercaya akan membawa tanda-tanda alam ketika akan terjadi sesuatu, misalnya tsunami. Pada saat akan terjadi tsunami, air sumur akan melimpah, dan jika hal itu terjadi masyarakat diharapkan segera mencari tempat yang aman.
Hal lain adalah jika di daerah itu terjadi musim kering dan masyarakat kekurangan air bersih, sumur ini bisa digunakan karena airnya tidak pernah kering.
Kedua sumur itu pun dipercaya sebagai tempat untuk membersihkan diri baik secara lahir maupun batin.
“Pada masa lalu, selain kedua sumur ini ada satu sumur lagi yang letaknya di laut dan terhubung langsung ke Sumur Bandung sehingga rangkaian ketiga sumur itu akan membentuk segitiga, yang melambangkan ucap, lampah, dan tekad,” kata Erik.
Leave a Reply