Aleksander Agung, salah satu tokoh NANA4D paling terkenal dalam sejarah dunia, awalnya dimakamkan di Memphis. Memphis merupakan salah satu ibu kota Mesir kuno. Ia dimakamkan di sana oleh jenderal dan rekan setianya, Ptolemy I Soter.
Kemudian, jenazahnya dipindahkan ke Aleksandria, di mana ia dimakamkan kembali di sebuah makam besar. Tempat peristirahatan terakhir Aleksander menjadi tempat ziarah yang dihormati, sehingga menarik perhatian kaisar Romawi. Namun, seperti kebanyakan kota metropolitan kuno, lokasi makam Aleksander kini hilang.
“Konon makamnya terendam di bawah laut, terkubur di bawah Aleksandria modern, atau tersembunyi di pedesaan,” tulis Vedran Bileta di laman The Collector.
Meskipun dilakukan pencarian ekstensif, lokasi pasti makamnya tetap menjadi misteri abadi, menarik perhatian para arkeolog dan sejarawan.
BACA JUGA : Daftar Misteri Dunia yang Berhasil Dipecahkan Ilmuwan Selama 2023
Aleksander Agung dimakamkan di Mesir
Pada usia 32 tahun, Aleksander Agung telah menaklukkan sebagian besar dunia. Ia menggulingkan Persia Achaemenid dan menciptakan sebuah kerajaan yang membentang dari Yunani dan Mesir hingga ke India.
Aleksander Agung dapat memperluas kekaisarannya lebih jauh jika bukan karena kematiannya yang mendadak di Babilonia pada tahun 323 SM. Setelah kematiannya, para jenderal dan penerus Aleksander – diadochi – membentuk Kekaisaran yang luas. Mereka berjuang untuk menguasai warisan Aleksander Agung. Dengan berani, Ptolemy, salah satu jenderal dan rekan Aleksander, mencegat prosesi pemakaman yang membawa jenazah sang penakluk kembali ke Yunani.
Ptolemeus membawa jenazahnya ke Mesir, ke ibu kota kuno Memphis. Tindakan berani ini memiliki dua tujuan. Untuk melegitimasi Dinasti Ptolemeus yang baru didirikan dan menghubungkannya dengan penakluk legendaris yang berubah menjadi firaun.
Tempat peristirahatan terakhirnya adalah Aleksandria
Sesaat sebelum kematiannya, Aleksander Agung menyatakan keinginannya untuk dimakamkan di Oasis Siwa, di kuil Zeus Ammon. Keinginannya tidak dikabulkan, namun Ptolemy berhasil menguburkan jenazah Aleksander di Memphis kuno.
Lalu penerus Ptolemy mempunyai rencana yang lebih ambisius. Pada akhir abad ke-4 atau awal abad ke-3, mereka memindahkan jenazah Aleksander Agung ke Aleksandria, lalu dimakamkan kembali di sebuah makam baru yang megah.
Lokasi pasti makam Aleksander di Aleksandria masih menjadi misteri. Sumber-sumber kuno merujuk pada tempat yang dikenal sebagai Soma (dari bahasa Yunani σῶμα, yang berarti tubuh) atau Sema (dari bahasa Yunani σῆμα yang berarti penanda kuburan). Soma merupakan tempat sarkofagus Aleksander. Makam tersebut segera menjadi tempat pemujaan dan ziarah, meningkatkan pentingnya Aleksandria sebagai ibu kota dunia Helenistik.
BACA JUGA : 3 Misteri Bikin Lawang Sewu Jadi Bangunan Terangker di Dunia, Ada Hantu Bawah Tanah
Makam Aleksander menjadi tempat ziarah
Pada tahun 274 SM, Aleksander Agung dimakamkan di Aleksandria. Makamnya menjadi titik fokus pemujaan Ptolemeus yang didedikasikan kepadanya. Banyak tokoh terkenal mengunjungi tempat peristirahatan terakhir sang penakluk legendaris. Julius Caesar memberikan penghormatan ketika dia tiba di Aleksandria setelah kematian Pompey yang Agung.
Kaisar Romawi pertama – Augustus – juga mengunjungi makam Aleksander setelah kemenangannya atas Actium. Kemenangannya itu menjadikannya satu-satunya penguasa dunia Romawi dan menjadikan Mesir kuno sebagai provinsi Romawi, dan milik pribadi kaisar.
Kunjungan-kunjungan ini bukan sekadar bentuk penghormatan tetapi juga pernyataan politik yang kuat. Para kaisar berupaya menyamakan diri dengan idola mereka, Aleksander Agung. Kaisar Caligula dikatakan telah mengambil pelindung dada sang penakluk. “Sementara Caracalla dilaporkan meletakkan tunik, cincin, ikat pinggang, dan beberapa barang berharga lainnya di peti mati,” tambah Bileta. Semua itu melambangkan transfer kebajikan bela diri dari penakluk kuno kepada dirinya sendiri.
Makam Aleksander Agung kini hilang tanpa jejak
Pada akhir abad keempat, makam Aleksander Agung kehilangan maknanya. Ketika Kaisar Theodosius I melarang praktik pagan dan memerintahkan penutupan semua kuil, makam Aleksander dibuka dan dijarah.
Jika mausoleum tersebut terletak di kawasan kerajaan Aleksandria, maka makam tersebut mungkin mengalami kerusakan akibat tsunami dahsyat. Tsunami melanda kota tersebut pada tahun 365 Masehi.
Namun, bahkan setelah bangsa Arab menguasai Aleksandria setelah Pertempuran Yarmuk, sejarawan dan pengunjung kota melaporkan melihat makam sang penakluk. Penyebutan terakhir terjadi pada abad ke-16, ketika kota metropolitan yang tadinya membanggakan telah direduksi menjadi desa pesisir.
Spekulasi berlimpah. Mungkinkah para pedagang Venesia tanpa sadar mencuri jenazah Aleksander dan mengira itu adalah jenazah Santo Markus? Beberapa orang berpendapat bahwa makam sang penakluk terletak terendam di bawah ombak atau tersembunyi di bawah jalan-jalan modern di Aleksandria.
Meskipun banyak dilakukan penggalian arkeologis, lokasi persis tempat peristirahatan terakhir Aleksander di Aleksandria masih belum diketahui. Dan hal ini mungkin akan tetap demikian, terus memikat imajinasi para cendekiawan. Makam sang penakluk dari Macedonia itu menjadi sebuah simbol dari sifat sejarah yang sulit dipahami dan upaya berkelanjutan untuk mengungkap rahasia masa lalu.
Tersedia Juga:
Leave a Reply