Lamongan – Kapal van der Wijck yang tenggelam tahun 1936 di perairan Lamongan, sudah ditemukan bangkainya. Lokasi tenggelamnya kapal tersebut dikenal angker.
Salah seorang penyelam yang ikut serta dalam eksplorasi Kapal van der Wijck, Faizin mengakui hal itu. Sehingga banyak warga yang tidak berani menyelam di lokasi tersebut.
Warga Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong ini juga mengalami kejadian aneh saat menyelam di sekitar lokasi tenggelamnya Kapal van der Wijck tersebut. “Banyak warga sejak dulu meyakini bahwa di sekitar lokasi kapal tenggelam itu memang angker,” kata Faizin usai menerima penghargaan dari Bupati Lamongan atas keikutsertaannya dalam eksplorasi, Kamis (21/10/2021).
Karena dianggap angker, kata Faizin, banyak penyelam warga lokal yang tidak bersedia ketika mendapat ajakan dari BPCB Jatim. Ia memberanikan diri untuk ikut menyelam demi membantu tim arkeolog menguak keberadaan Kapal van der Wijck.
“Banyak warga yang tidak bersedia untuk ikut menyelam karena memang mendengar atau mengalami sendiri,” ujarnya.
Faizin mengaku mengalami kejadian aneh saat menyelam. Ia melihat penampakan ikan barakuda yang hanya tinggal separuh, yaitu bagian kepala sampai sirip tengah saja.
“Ada 2 sesi menyelam selama sehari itu. Dan ikan ini saya lihat saat sesi kedua,” kata Faizin.
Faizin juga mengungkapkan, ikan barakuda itu ukurannya sangat besar. Seukuran manusia dewasa dengan panjang sekitar 5 meter. Namun tidak ada bagian buntutnya.
“Saat menyelam itu saya menoleh dan melihat penampakan ikan barakuda yang hanya separuh ini,” jelasnya.
Kalau dulu hanya mendengar cerita saja, lanjut Faizin, kini telah mengalami sendiri keanehan tersebut. Kini, Faizin mengaku sudah tidak berani menyelam di sekitar lokasi tenggelamnya kapal itu.
“Setelahnya saya tidak berani turun lagi, karena saat itu saya hanya menyelam sendiri dan bakal ada yang tidak percaya dengan apa yang saya lihat ini,” lanjutnya.
Namun apa yang diceritakan Faizin diakui Nurwakhid, salah seorang nelayan Brondong. Wakhid menyebut, sejak lama tempat atau titik di mana Kapal van der Wijck tenggelam, memang dikenal angker.
“Warga memang mengenal sekitar lokasi temuan kapal itu angker,” imbuh Wakhid.
Seperti diketahui, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, kembali melanjutkan eksplorasi Kapal van der Wijck yang diceritakan tenggelam di perairan Lamongan pada 1936.
Kapal van der Wijck merupakan kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Dibuat oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam tahun 1921 yang diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yang berkuasa dari tahun 1893 hingga 1899, yang bernama Carel Herman Aart van Der Wijck, yang melayani kawasan perairan di Hindia Belanda.
Leave a Reply