Bondowoso – Nama-nama pos pendakian Gunung Raung, Bondowoso, memang bikin bulu kuduk berdiri. Salah satunya Pondok Mayit, Pondok Dedemit. Sepintas dalam benak seseorang, tempatnya dipenuhi mayat atau dedemit. Benarkah
Menurut seorang warga desa terdekat, memang tak ada yang bisa memastikan awal penyebutan istilah itu. Misto (70), warga Desa Tegal Jati, Sumberwringin, Bondowoso, menyebut ada kemungkinan hubungan dengan peristiwa dan kejadian tertentu.
“Di daerah itu dulu memang pernah ditemukan mayat. Tapi sudah tak bisa dikenali, tinggal kerangka. Tapi saya lupa tahun berapa itu. Sudah lama sekali kok,” kata Misto kepada detikcom, Kamis (7/10/2021).
Karena medannya cukup berat untuk mengevakuasi, dan tak bisa dikenali, serta warga sekitar tak ada yang merasa kehilangan anggota keluarga, akhirnya langsung dikubur di sekitar sana.
“Bisa jadi itu orang berburu atau sedang menjalani ritual atau bertapa dan berasal dari luar daerah. Saat itu tinggal belulangnya kok,” terang kakek 7 cucu ini.
Mungkin sejak itulah, kata Misto, orang-orang sekitar sini menyebutnya ‘seh majit’ (bahasa Madura), artinya si mayat atau tepat ditemukan jenazah tak dikenal.
Pos Pondok Mayit memang selalu dijadikan jujukan pendaki untuk membuka tenda dan bermalam, sebelum melanjutkan etape berikutnya. Di tempat cukup lapang ini, pendaki biasanya membuka atau mendirikan tenda.
Wahyu, seorang pegiat alam bebas Situbondo, ditemui detikcom di rumahnya mengisahkan, saat itu dirinya naik ke gunung itu dengan beberapa anggota timnya yang perempuan. Setelah seharian perjalanan, mereka kemudian beristirahat malam.
“Mendadak, tengah malam dia lalu teriak-teriak seperti kesurupan. Bahkan, saat berbicara pun vokalnya bukan seperti dia. Suaranya malah besar menggelegar,” cerita Wahyu.
Untung saja, imbuhnya, ada teman yang juga punya pengetahuan makhluk gaib agak lebih. Si perempuan lantas ‘diobati’, dengan dibacakan ayat-ayat Al Quran. Lalu sembuh.
“Beberapa teman yang pernah ke sini, menyebut memang tempat ini yang sering ada penampakan. Cuma saya gak tau, apakah kejadiannya ada hubungan dengan nama pos atau tidak, saya gak tau,” tandas Wahyu.
Ruruh (55), seorang pendaki senior asal Jember, saat berbincang dengan detikcom mengaku begitu mendengar nama pos itu, yang ada di benak seseorang bahwa tempat itu gudangnya hal-hal horor dan juga menyeramkan.
“Pondok mayit, seolah tempatnya mayit atau mayat. Ada lagi, pondok demit. Seakan tempat berkumpulnya para dedemit,” cetus Ruruh, yang mengaku sudah belasan kali mendaki ke gunung tersebut.
Namun begitu, Ruruh mengaku jika dirinya belum pernah mengalami hal-hal mistis atau gaib selama melakukan pendakian di gunung perbatasan Kabupaten Bondowoso, Jember dan Banyuwangi itu.
“Tapi rata-rata teman saya merasakan hal-hal aneh. Misalnya, terdengar suara gamelan, perempuan tertawa melengking, hingga riuh seperti pasar,” imbuh Ruruh.
Leave a Reply